About Us Products Outlets After Sales Blog NOTALE
Lingkungan hidup

5 Bahaya Tinggal di Rumah Lembap

Comala | 11 December 2025 18:02

Share:
5-Bahaya-Tinggal-di-Rumah-Lembap

Rumah seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman untuk beristirahat. Namun, tanpa disadari, banyak rumah justru menyimpan bahaya tersembunyi: kelembapan berlebih.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, tingkat kelembapan udara di Indonesia bisa mencapai 80–95% selama musim hujan — kondisi yang sangat ideal bagi jamur, tungau, dan bakteri untuk berkembang.
Jika dibiarkan, rumah lembap bukan hanya membuat tidak nyaman, tapi juga bisa memicu gangguan kesehatan dan kerusakan properti.Berikut lima bahaya utama tinggal di rumah yang terlalu lembap.


1. Tumbuhnya Jamur dan Lumut
Kelembapan tinggi menciptakan lingkungan sempurna bagi pertumbuhan jamur dan lumut, terutama di dinding, langit-langit, dan furnitur kayu.
Menurut laporan Environmental Health Perspectives (2023), paparan jamur dalam jangka panjang bisa memicu alergi, gangguan pernapasan, hingga infeksi kulit. Selain itu, jamur dapat merusak estetika rumah dan menimbulkan bau pengap yang sulit hilang.
 

2. Risiko Alergi dan Gangguan Pernapasan
Rumah lembap juga menjadi surga bagi tungau debu, organisme mikroskopik yang menjadi pemicu utama alergi dan asma. Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa paparan tungau di rumah lembap bisa menyebabkan gejala seperti bersin berulang, hidung tersumbat, hingga sesak napas — terutama pada anak-anak dan lansia.
Jika ventilasi buruk, partikel jamur dan debu akan terus berputar di udara tanpa sirkulasi yang baik, membuat udara di dalam rumah terasa “berat” dan tidak segar.
 

3. Barang-Barang Cepat Rusak
Kelembapan tak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga pada barang-barang di rumah. Furnitur kayu bisa mengembang, cat dinding mengelupas, serta pakaian berbau apek karena pertumbuhan jamur di lemari.
Dalam jangka panjang, struktur rumah seperti tembok dan kusen juga bisa mengalami kerusakan akibat paparan air yang berlebihan. Biaya perbaikan pun bisa membengkak jika tak ditangani sejak dini.
 

4. Meningkatnya Risiko Serangga dan Hama
Udara lembap sering kali menarik kehadiran hama seperti kecoa, rayap, bahkan nyamuk. Lembap memberi mereka tempat berkembang biak yang ideal.
Menurut penelitian BRIN (2024), tingkat kelembapan di atas 70% meningkatkan aktivitas serangga hingga dua kali lipat dibanding kondisi normal. Selain menjijikkan, beberapa jenis hama juga bisa membawa bakteri atau menimbulkan alergi kulit.
 

5. Kualitas Tidur Menurun dan Mood Terganggu
Lingkungan yang lembap membuat tubuh lebih sulit beristirahat. Rasa pengap, bau apek, dan udara berat bisa menurunkan kualitas tidur. Selain itu, suhu lembap sering membuat tubuh berkeringat di malam hari, sementara kasur menjadi sarang tungau. Dalam jangka panjang, ini dapat memengaruhi mood, imunitas, hingga produktivitas harianmu.


Kelembapan berlebih bukan sekadar masalah kenyamanan, tapi juga masalah kesehatan dan keamanan rumah. Jika kamu tinggal di area yang sering hujan, memiliki ventilasi terbatas, atau tinggal di apartemen tanpa banyak sirkulasi udara, maka risiko rumah lembap akan lebih tinggi.
Sebagai solusi, kamu bisa mengandalkan Notale Dehumidifier Milzu — alat pengatur kelembapan modern dengan kapasitas serap tinggi, tangki air besar, dan jangkauan luas untuk menjaga udara tetap kering dan segar. Dengan menjaga kelembapan tetap stabil, jamur tak akan mudah tumbuh, tungau tak berkembang biak, dan udara di rumah pun terasa lebih ringan serta sehat.
Ingat, udara bersih dan kering adalah kunci rumah yang sehat. Mulailah melindungi rumahmu dari bahaya lembap bersama Notale Dehumidifier Milzu, agar setiap sudut rumah kembali nyaman untuk ditinggali.